Dari usaha galangan (toko kayu), Muhammad Toha memantapkan posisinya sebagai distributor senior Semen Gresik. Di bawah payung PT Bina Bangun Putra, Toha merintis usahanya dari bawah. “Saya menjadi pengecer, yang berada di bawah distributor,” tuturnya.
Awal usaha galangannya berlokasi di Jl Demak. Usaha tersebut juga diperoleh dari berdagang kayu di Ngagel Timur. Ketika hanya kayu saja yang dijual, para pelanggannya bertanya,”Kok, tidak jualan semen atau batu bata dan pasir.”
Toha tertarik juga dengan usulan para pelanggannya. Kebetulan, saat itu di Ngagel ada sub-distributor (Semen Gresik). Ia meminta untuk menjadi pelanggan. Maka, sebelum tahun 1970-an, Toha menjadi pengecer. Saat menjadi pengecer, ia mampu menjual sekitar satu truk semen per minggu, yang waktu itu dalam kemasan 40 kilogram.
Omzet terus bertambah. Ia pun diangkat menjadi ketua pengecer semen di wilayah Surabaya. Toha kemudian dipanggil oleh Joko Mashari (salah satu pejabat Semen Gresik waktu itu) sekitar tahun 1981, dan diangkat menjadi calon distributor. Sepulang dari Semen Gresik, teman-temannya menelepon, mengucapkan selamat.
“Jangan selamat-selamat tok, sampeyan mau ambil berapa? 10.000 atau 15.000 (sak semen) juga boleh,” tantangnya. Karena munculnya dukungan dari para pengecer ini, eksistensi dan semangatnya membara.
Sampai tahun 85-an, wilayah distribusi Toha sudah merambah hampir seluruh Jawa Timur. Dengan wilayah seluas itu, ia tetap bekerja sendirian. “Anak-anak masih kecil. Saya keluar kota, nyetir sendiri, nagih ke pengecer-pengecer. Para galangan banyak mendukung saya. Mereka senang, dan mbayarnya lancar,” paparnya.
Tahun 1995, Toha mewariskan bisnis semennya. Salah satunya, kepada Yuda Ramadhan. Seperti sang ayah, Yuda melanjutkan usaha dengan turun lapangan sendiri. Ia merasa tidak puas bekerja di belakang meja, menunggu pembeli datang.
Tujuan Yuda hanya satu. Ia bermaksud menciptakan hubungan kerja yang harmoni dengan para pelanggan. “Saya masih ingat, ayah saya dulu pernah nonton Elias Pical (petinju) dengan para pelanggan hingga malam. Saya ingin seperti itu. Hubungan tidak sebatas bisnis toko bangunan, tapi lebih kekeluargaan. Saya ingin akrab dan dekat mereka,” terang Yuda.
Ditanya soal Semen Gresik, mutunya tetap nomor satu. “Harapan saya ke depan, di usia yang ke-50 tahun, Semen Gresik memperhatikan distributor dengan lebih baik, termasuk edukasi dan promosi,” tambahnya. (*)